Ahad, 9 November 2014

Jumaat, 7 November 2014

Al-Quran dan As Sunah

Al Quran adalah Kalam Allah yang merupakan mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad s.a.w yang diriwayatkansecara mutawatir dan membacanye menjadi ibadah.Al Quran adalah kitab yang memberi petunjuk(huda), penjelasan (bayan), peringatan (nazir), rahmat dan lain-lain.Paling penting al Quran adalah penilai dan pengukur kepada semua perkara.

"Al-Quran adalah penentu yang boleh membezakan antara kebenaran dan kepalsuan ,ianya juga adalah pemandu dan obor yang menyuluh jalan yang terang dari kegelapan"

As Sunah

As sunah adalah sumber asas yang kedua selepas Al Qyran.Ia adalah sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad s.a.w sama ada perkataan, perbuatan, ataupengakuan (persetujuan) ataupun sifat-sifat ahlak dan sirahnya sebelum dan sesudah baginda dilantik menjadi rasul.

Ringkasanye,As Sunah merupakan contoh contoh amali dalam pembinaan tamadon islam dari semua aspek yang menjadi rujukan kepada semua tokoh tokoh para ilmuan islam hingga kini dan selamanye.


Sabtu, 5 Julai 2014

Perjalanan ku.....

koleksi tempat tempat menari ketika.membawa penumpang di destinasi destinasi   yang  dikehendaki
pelancung pelancung ,terutama   dari  Singapore..maupun dari Indonesia..










Sabtu, 29 Mac 2014

Ilmu dah Harta ...dari Ali Ibnu Abu Talib


Pada suatu ketika Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah menyatakan bahwa dirinya diibaratkan sebagai kota ilmu, sementara Ali bin Abi Thalib adalah gerbangnya ilmu. Mendengar pernyataan yang demikian, sekelompok kaum Khawarij tidak mempercayainya. Mereka tidak percaya, apa benar Ali bin Abi Thalib cukup pandai sehingga ia mendapat julukan "gerbang ilmu" dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. 


Berkumpullah sepuluh orang dari kaum Khawarij. Kemudian mereka bermusyawarah untuk menguji kebenaran pernyataan Rasulullah tersebut. Seorang di antara mereka berkata, "Mari sekarang kita tanyakan pada Ali tentang suatu masalah saja. Bagaimana jawaban Ali tentang masalah itu. Kita bisa menilai seberapa jauh kepandaiannya. Bagaimana? Apakah kalian setuju?"
"Setuju!" jawab mereka serentak.
"Tetapi sebaiknya kita bertanya secara bergiliran saja", saran yang lain. "Dengan begitu kita dapat mencari kelemahan Ali. Namun bila jawaban Ali nanti selalu berbeda-beda, barulah kita percaya bahwa memang Ali adalah orang yang cerdas."

"Baik juga saranmu itu. Mari kita laksanakan!" sahut yang lainnya.
Hari yang telah ditentukan telah tiba. Orang pertama datang menemui Ali lantas bertanya, "Manakah yang lebih utama, ilmu atau harta?"
"Tentu saja lebih utama ilmu," jawab Ali tegas.
"Ilmu adalah warisan para Nabi dan Rasul, sedangkan harta adalah warisan Qarun, Fir'aun, Namrud dan lain-lainnya," Ali menerangkan.
Setelah mendengan jawaban Ali yang demikian, orang itu kemudian mohon diri. Tak lama kemudian datang orang kedua dan bertanya kepada Ali dengan pertanyaan yang sama. "Manakah yang lebih utama, ilmu atau harta?"
"Lebih utama ilmu dibanding harta," jawab Ali.
"Mengapa?"
"Karena ilmu akan menjaga dirimu, sementara harta malah sebaliknya, engkau harus menjaganya."
Orang kedua itu pun pergi setelah mendengar jawaban Ali seperti itu. Orang ketiga pun datang menyusul dan bertanya seperti orang sebelumnya.
"Bagaimana pendapat tuan bila ilmu dibandingkan dengan harta?"
Ali kemudian menjawab bahwa, "Harta lebih rendah dibandingkan dengan ilmu?"
"Mengapa bisa demikian tuan?" tanya orang itu penasaran.
"Sebab orang yang mempunyai banyak harta akan mempunyai banyak musuh. Sedangkan orang yang kaya ilmu akan banyak orang yang menyayanginya dan hormat kepadanya."

Setelah orang itu pergi, tak lama kemudian orang keempat pun datang dan menanyakan permasalahan yang sama. Setelah mendengar pertanyaan yang diajukan oleh orang itu, Ali pun kemudian menjawab, "Ya, jelas-jelas lebih utama ilmu."

"Apa yang menyebabkan demikian?" tanya orang itu mendesak.
"Karena bila engkau pergunakan harta," jawab Ali, "jelas-jelas harta akan semakin berkurang. Namun bila ilmu yang engkau pergunakan, maka akan semakin bertambah banyak."

Orang kelima kemudian datang setelah kepergian orang keempat dari hadapan Ali. Ketika menjawab pertanyaan orang ini, Ali pun menerangkan, "Jika pemilik harta ada yang menyebutnya pelit, sedangkan pemilik ilmu akan dihargai dan disegani."
Orang keenam lalu menjumpai Ali dengan pertanyaan yang sama pula. Namun tetap saja Ali mengemukakan alasan yang berbeda. Jawaban Ali tersebut ialah, "Harta akan selalu dijaga dari kejahatan, sedangkan ilmu tidak usah dijaga dari kejahatan, lagi pula ilmu akan menjagamu."

Dengan pertanyaan yang sama orang ketujuh datang kepada Ali. Pertanyaan itu kemudian dijawab Ali, "Pemilik ilmu akan diberi syafa'at oleh Allah Subhaanahu wa Ta'ala di hari kiamat nanti, sementara pemilik harta akan dihisab oleh Allah kelak."
Kemudian kesepuluh orang itu berkumpul lagi. Mereka yang sudah bertanya kepada Ali mengutarakan jawaban yang diberikan Ali. Mereka tak menduga setelah mendengar setiap jawaban, ternyata alasan yang diberikan Ali selalu berbeda. Sekarang tinggal tiga orang yang belum melaksanakan tugasnya. Mereka yakin bahwa tiga orang itu akan bisa mencari celah kelemahan Ali. Sebab ketiga orang itu dianggap yang paling pandai di antara mereka.

Orang kedelapan menghadap Ali lantas bertanya, "Antara ilmu dan harta, manakah yang lebih utama wahai Ali?"
"Tentunya lebih utama dan lebih penting ilmu," jawab Ali.
"Kenapa begitu?" tanyanya lagi.
"Dalam waktu yang lama," kata Ali menerangkan, "harta akan habis, sedangkan ilmu malah sebaliknya, ilmu akan abadi."
Orang kesembilan datang dengan pertanyaan tersebut. "Seseorang yang banyak harta", jawab Ali pada orang ini, "akan dijunjung tinggi hanya karena hartanya. Sedangkan orang yang kaya ilmu dianggap intelektual."

Sampailah giliran orang terakhir. Ia pun bertanya pada Ali hal yang sama. Ali menjawab, "Harta akan membuatmu tidak tenang dengan kata lain akan mengeraskan hatimu. Tetapi, ilmu sebaliknya, akan menyinari hatimu hingga hatimu akan menjadi terang dan tentram karenanya."

Ali pun kemudian menyadari bahwa dirinya telah diuji oleh orang-orang itu. Sehingga dia berkata, "Andaikata engkau datangkan semua orang untuk bertanya, insya Allah akan aku jawab dengan jawaban yang berbeda-beda pula, selagi aku masih hidup."

Kesepuluh orang itu akhirnya menyerah. Mereka percaya bahwa apa yang dikatakan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam di atas adalah benar adanya. Dan ali memang pantas mendapat julukan "gerbang ilmu". Sedang mengenai diri Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam sudah tidak perlu diragukan lagi. 

Khamis, 27 Mac 2014

Kat mane ni yerk

 Keindahan  alam semulajadi ..kat mane yerk  aku sendiri  lupaa arr








Khamis, 20 Mac 2014

Hadith hari ni...

DOA NABI KETIKA KEKURANGAN PERBEKALAM

Dari Abu Hurairah r.a. Katanye

"Ketika perang Tabuk, ramai pasukan ditimpa kekurangan pembekalan.Meraka mengatakan
"Ya Rasulullah ! Kiranye engkau mengizinkzn kami untuk meyembelih unta-unta kami,lalu kami makan dan kami ambil lemaknya !"
 Rasulullah s.a w. Menjawab: "Perbuat lah !"
lalu Umar datang dan menyatakan:
 "Ya Rasulullah ! Kalau engkau mengizinkan perbuatan demikian,nescaya kenderaan akan berkurangan,Melainkan hendaklah engkau suruh mereka membawa perbekalan yang masih tinggal,kemudian engkau doa'kan kepada Allah, supayaperbekalan mereka memperoleh berkat.Mudah-mudahan Allah memperkenan hal yang demikian"
"Rasulullah menjawab..."baiklah !"
Nabi menyuruh mengambil sebuah tikar dari kulit ,lalu tikar itu dibentangkan. Kemudian itu Nabi menyuruh membawa perbekaalan mereka yang masih tinggal.. Ada orang yang membawa segenggam jagong,ada yang membawa segenggam kurma dan ada pula yang membawa pecahan roti..setelah semuanye terkumpul diatas tikar,dengan jumlah yang sedikit,lalu Rasulullah s.a.w, memohon kepada Allah berdoa keberkatan diatas perbekalan yang sedikit tadi, kemudian baginda mengatakan
"Ambillah itu dan masukan ke karong  kamu masing masing ! "
Lalu mereka mengambil dan memasukkan kekarong masing masing sehingga semuanyer penuh dan mereka makan sampai kekenyangan,,sedangkan makanan masih berlebih..
" Kemudian itu Rasulullah bersabda...
"Aku mengakui bahwa tiada Tuhan selain Allah dan aku Rasulullah"

AMAL YANG UTAMA

Dari Abdullah Bin Amru r.a katanya..
.
" Sesungguhnya seorang laki laki menanyakan kepada Rasulullah s.a.w..
" Apakah amalan islam yang lebih baik ya Rasulullah"
 "Rasulullah menjawab...


"Memberikan makanan dan memberi salam kepada orang yang engkau kenal atau pun tidak engkau kenal".




Isnin, 17 Mac 2014

sedikit Hadith Rasulullah s,




AMAL YANG MENGHANTARKAN KE SYURGA
Dari  Abu Ayyub r.a. Katanyer
"Datang seorang laki-laki kepada Rasulullah s.a.w, lalu berkata:
"Tunjukkanlah kepada saya amal yang akan saya kerjakan, untuk mendekatkan saya ke syurga dan menjauhkan dari neraka;
Jawab nabi
"Engkau menyembah ALLAH semata-mata dan tiada mempersekutukaNYA dengan sesuatu apapun,
 "megerjakan solat,
 "membayar zakat;dan mengadakan hubungan baik sesama keluarga......Setelah lelaki itu pergi,Rasulullah s.a.w bersabda:..
"kalau dia berpegang teguh(melaksanakan) apa yang di perentahkan kepadanya, nescaya dia masuk syurga."


Dari Jabir r.a katanya
"Datang kepada nabi s.a.w Nu'man bin Qauqal,bertanya 
"Ya Rasulullah ! Bagaimana pendapat engkau, kalau saya mengerjakan solat yang fardu, saya hentikan hal yang terlarang,dan saya kerjakan yang halal, adakah saya akan masuk syurga?;"
Nabi s.a w. Menjawab  "Ya"



Dari Sa'id bin Musayyyab r.a katanya
"Setelah Abu Talib mendekati ajalnya,Rasulullah s.a.w datang kepadanya dan didapatinya di situ Abu Jahl dan Abudullal bin Abu Umaiyah bin Mughirah.lalu Rasulullah s.a.w mengatakan kepada Abu Talib: " Hai paman ku! Ucapkanlah 
"Tiada Tuhan selain Allah suatu kalimat, yang itu aku akan menjadi saksi di hadapanAllah"  lalu Abu Jahl dan Abdullah bin Umaiyah berkata, "hai Abu Talib !
Adakah engkau akan benci kepada agama Abdul Muthalib?"..Rasulullah s.a.w. Tetap mengemukakan ucapanya yang tadi dan mengulang ulang perkataannya,sehingga  Abu Talib di akhir perkataannya kepada mereka,mengucapkannya ,,bahwa dia tetap menurut agama Abdul mthalib dan engan mengucapkan "tiada Tuhan selain Allah."

Sabtu, 22 Februari 2014

Ahad, 26 Januari 2014

Ajarkan Anak-anak Kita seperti Kisah Lukman al Hakim

Kemerosotan ahklak nampaknya semakin merajarela dalam kehidupan sosial masyarakat Muslimhari ini, terutama di kalangan remaja. Pada mulanya kemerosotan ahklak ini hanya terjadi pada remaja-remaja yang tidak tersentuh dengan dunia pendidikan. Pada tahun  berikutnya dekandensi ahklak sudah merasuki remaja-remaja terpelajar.
Hal ini bisa dilihat dari pergaulan mereka sehari-hari. Mulai dari pergaulan bebas, mabuk-mabukan, berjudi, berzina, berpacaran, dan lain sebagainya. Kemorosotan ahklak kaum remaja semakin terlihat dengan banyaknya media-media yang mengekspos berbagai kasus negatif yang mereka lakukan.
Umumnya perbuatan buruk seseorang malu mengulangi. Dalam hal ini, seharusnya para remaja malu dengan kasus-kasus yang terkuak ke mata publik. Sekaligus timbul rasa penyesalan dan bercita-cita untuk tidak mengulangi lagi.
Tapi realitanya dengan benyaknya kasus yang terungkap, semakin semangat para remaja untuk melakukan hal-hal kejahatan. Naas!
Akibatnya sudah banyak dari remaja-remaja terpelajar yang kehilangan jati dirinya sebagai orang terdidik yang seharusnya berahklak terpuji.  Padahal ahklak inilah yang menjadi pembeda antara remaja terpelajar dengan remaja liar (baca: tidak terdidik).
Setelah terungkap kasus-kasus yang mereka lakukan, beragam kutukan pun dilemparkan atas mereka oleh berbagai pihak. Hal ini dilakukan untuk memberi arahan yang bahwa perbuatan itu tidak baik, bertentangan dengan norma agama dan sosial masyarakat. Sangat disayangkan pada hari berikutnya mereka kembali melakukan kejahatan yang sama.
Sebagai remaja terpelajar tentu bisa membedakan antara kejahatan dengan kebaikan. Sesudah melakukan kejahatan dan mendapat beragam kutukan, mereka pasti tidak akan melakukannya lagi. Mereka pasti merasa malu ketika kasus-kasus negatif terpampang ke mata publik. Namun kebanyakan remaja sekarang sama sekali tidak sadar.
Kelakuan mereka yang tak kunjung sadar itu terkadang menimbulkan beragam pertanyaan. Apakah remaja-remaja seperti itu hanya hadir sekolah untuk mengisi absensi kehadiran saja? Atau sekedar menampakan diri mereka ke mata masyarakat bahwa mereka pelajar? Ternyata tidak, kebanyakan dari mereka orang serius dalam belajar dan aktif dalam organisasi.
Sebagian orang menganggap kelakuan bejat mereka lahir dari diri mereka sendiri. Padahal jika diteliti ahklak remaja semacam ini terindikasi oleh pendidikan belianya. Karena pendidikan yang diberikan sejak kecil akan berpengaruh besar dalam pembentukan remaja seseorang.
Buruknya ahklak remaja sekarang berefek dari didikan belianya. Karena orangtua sekarang lebih memilih untuk memberikan pendidikan umum kepada anak-anaknya ketimbang pendidikan agama.
Yang kita saksikan, sejak lahir,  ilmu pertama kali yang terima anak-anak di lingkungan kita adalah cara main gadget. HP, laptop, main game, lalu cara berhitung, berbahasa Inggris, dan lain sebagainya. Karenanya jangan heran, saat ini anak-anak balita begitu lihat memainkan alat-alat komunikasi ini.
Apakah ini terlarang? Tentu tidak itu masalahnya.
Cara mendidik para orangtua zaman sekarang ini tidak seperti para orangtua zaman dahulu, di mana ketika anak lahir, sudah jauh hari ia dikenalkan dengan hakekat Tuhannya.
Para orangtua mengenalkan mereka agama dengan harapankelak akan membuatnya tidak salah arah.  
Bedanya, kebanyakan orangtua zaman sekarang dalam mendidik anak sudah meniru cara Barat. Sehingga tidak heran jika pada saat remaja, anak-anak mereka berkelakuan seperti remaja-remaja Barat.  
Sebagai ummat Islam pendidikan pertama yang harus diberikan kepada anak-anaknya adalah mengenalkan Allah سبحانه و تعالى  (Ilmu Tauhid). Ketika si anak sudah mengenal Allah, para orangtua yang bijak biasanya akan mengajarkan mereka cara-cara beribadat yang benar (Ilmu Fiqih). Selanjutnya diajarkan cara menjaga ibadat tersebut agar tidak sirna (Tasauf).
Jika ketiga pendidikan ini sudah ada pada diri si anak, ketika beranjak masa remaja anak-anak kita akan menjadi pribadi yang kuat. Baik baik budi pekertinya, lembut tutur katanya. Karena ketiga pendidikan di atas sudah merepresentasi bagaimana cara berintereaksi dengan Allahسبحانه و تعالى dan cara berintereaksi dengan manusia.
Pendidikan anak cara al-Quran
Dalam al-Qur’an sudah tertera cara mendidik anak serta ilmu apa pertama kali yang harus ditanamkan oleh orangtua. Banyak kisah-kisah para pendahulu kita yang sukses mendidik anak dengan metode Alquran. Sebut saja Lukmanul Hakim. Lalu pelajaran apa saja yang beliau berikan kepada anaknya?
Pertama, persoalan aqidah. Sebagaimana firman Allah," Wahai anak ku jangan sekali-kali engkau sekutukan Allah" (QS: Al-Lukman:13).
Kedua, rasa hormat kepada orangtua. Sebagai mana firman Allah;
وَوَصَّيْنَا الْإِنسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْناً عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ
Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu bapakya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun, bersyukurlah kepada ku dan ke dua ibu bapak mu, hanya kepada ku lah kembalimu." (QS: Al-Lukman: 14).
Ketiga, pendidikan moral.
يَا بُنَيَّ إِنَّهَا إِن تَكُ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِّنْ خَرْدَلٍ فَتَكُن فِي صَخْرَةٍ أَوْ فِي السَّمَاوَاتِ أَوْ فِي الْأَرْضِ يَأْتِ بِهَا اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ لَطِيفٌ خَبِي
Wahai anakku bila ada kebaikan yang kamu kerjakan, kecil (tidak nampak oleh pandangan mata yang zahir), yang kecil itu tersembunyi dipuncak langit, di dasar bumi yang paling dalam atau di tengah-tengah batu hitam sekalipun, Allah pasti akan mengetahuinya dan pasti akan memberikan balasan yang sedail-adilnya" (QS: Al-Lukman: 16). 
Keempat, tatanan hidup si anak
يَا بُنَيَّ أَقِمِ الصَّلَاةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنكَرِ وَاصْبِرْ عَلَى مَا أَصَابَكَ إِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ
"Wahai anakku dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar, dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu.Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan oleh Allah" (QS: Al-Lukman: 17). 
Inilah dasar-dasar agama dalam mendidik anak yang harus diaplikasikan oleh setiap orangtua sebelum memberikan berbagai disiplin ilmu lainnya. Mantapkan aqidah, tanamkan rasa hormat kepada orangtua, ajarkan ahklak dan tingkah laku yang baik, kemudian berikan tatanan hidup yang sesuai dengan Islam.
Kalau metode pendidikan Lukmanul Hakim sudah menjadi prioritas orang-orangtua sekarang dalam mendidik anak, insya Allah anak-anak kita nantinya akan tumbuh sebagai remaja yang taat kepada Allah, patuh kepada orangtua, dan jauh dari tingkah laku yang tercela. Kita lihat saja.

Ahad, 5 Januari 2014

lagi satu lopkasi menarik di Teluk Sengat

Satu hentian yang menarik untuk bersantai dan sambil menikmati keindahan alam sekitar
di Jeti Telok Sengat, Kota Tinggi..Jum kita kesana..